Antibakterial adalah zat yang dapat menggangu pertumbuhan atau mematikan bakteri. Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Bakteri hidup memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang terus berubah.
Bakteri dapat bertukar gen dengan bakteri lain, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan sifat baru, seperti resistensi terhadap antibiotik.
Sarang lebah madu, yaitu propolis zat resin hasil karya lebah madu, bukan hanya tambalan sarang biasa. Di balik warnanya yang cokelat kehijauan, tersembunyi segudang manfaat kesehatan, termasuk sifat antibakterialnya yang luar biasa. Penelitian ilmiah terus menguak potensi propolis dalam melawan berbagai jenis bakteri, baik gram positif maupun gram negatif, menjadikannya primadona di dunia pengobatan alami.
Berikut beberapa respon positif propolis sebagai antibakterial:
1. Efektif melawan berbagai bakteri:
- Staphylococcus aureus (S. aureus): Bakteri ini sering menyebabkan infeksi kulit dan pernapasan. Penelitian menunjukkan bahwa propolis dapat menghambat pertumbuhan S. aureus dan meningkatkan efektivitas antibiotik terhadapnya. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9072893/
- Escherichia coli (E. coli): Bakteri ini dapat menyebabkan diare dan infeksi pencernaan lainnya. Propolis terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan E. coli dan bakteri gram negatif lainnya. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7692270/
- Streptococcus pyogenes: Bakteri ini menyebabkan radang tenggorokan dan infeksi streptokokus lainnya. Propolis menunjukkan aktivitas antibakterial yang kuat terhadap Streptococcus pyogenes. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10972723/
- Propionibacterium acnes: Bakteri ini berperan dalam jerawat. Penelitian menunjukkan bahwa propolis dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dan membantu mengurangi peradangan pada jerawat. https://dergipark.org.tr/tr/download/article-file/66246
2. Mekanisme kerja:
Propolis mengandung berbagai senyawa aktif, termasuk flavonoid, pinocembrin, dan galangin, yang berkontribusi pada sifat antibakterialnya. Mekanisme kerjanya meliputi:
- Pengrusakan membran sel bakteri: Senyawa aktif dalam propolis dapat merusak membran sel bakteri, menyebabkan kebocoran dan kematian sel.
- Penghambatan sintesis protein bakteri: Propolis dapat mengganggu sintesis protein bakteri, yang penting untuk pertumbuhan dan reproduksi bakteri.
- Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh: Propolis dapat meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh, membantu tubuh melawan infeksi bakteri.
3. Bentuk dan dosis:
Propolis tersedia dalam berbagai bentuk, seperti kapsul, tincture, salep, dan permen. Dosis propolis yang direkomendasikan bervariasi tergantung pada bentuk dan kondisi yang diobati. Konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan propolis, terutama jika Anda sedang hamil, menyusui, atau memiliki kondisi medis tertentu.
Baca juga: Pilih serum mahal atau serum nano gold
Kesimpulan:
Propolis menunjukkan respon positif sebagai agen antibakterial yang efektif melawan berbagai jenis bakteri. Sifat antibakterialnya berasal dari berbagai senyawa aktif yang terkandung dalam propolis. Propolis tersedia dalam berbagai bentuk dan dapat dikonsumsi dalam jumlah sedang. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan propolis, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu.
Baca juga: Perawatan kewanitaan dengan herbal dan propolis
Penting untuk diingat:
- Penelitian tentang propolis masih terus berlangsung, dan masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya efektivitas dan keamanannya.
- Propolis tidak boleh digunakan sebagai pengganti antibiotik yang diresepkan dokter.
- Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan propolis, terutama jika Anda sedang hamil, menyusui, atau memiliki kondisi medis tertentu.
Sumber informasi:
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9072893/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7692270/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10972723/
- https://dergipark.org.tr/tr/download/article-file/66246
- https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/buanafarma/article/view/601
- https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/dnt/article/view/887